1.Bian Pada Vokal
Nama asli : Benny rianto
asal Malang Jawa Timur
Hobi :Dibalik wajah dan karakternya yang pendiam dan tenang, Bian D’Bagindas ternyata memiliki hobi olahraga yang sangat memacu adrenalin, yaitu tinju. Vokalis band bergenre melayu itu bahkan sempat berlatih secara rutin setiap hari...
Buat cewek-cewek jangan sedih ya karena bian udah beristri dan punya anak..anak pertamanya permpuan...keluarga besarnya di tinggal di Malang
2.tile gitaris
Lahir tanggal 05 April 1989
cowok yang satu ini bernama asli dian Purnama .Awalnya dia punya bengkel yangmenjadi tempat nongkrong Mike dan dandy yang merupakan sejarah awal terbentuknya band mereka''
Orangnya ramah banget kalaw gak percaya Follow deh twitternya @tilebagindas pasti di jawab mentionnya
3.Mike Keyboard
pemilik nama asli Michael Christian Berasal dari Malang.Lahir tanggal 09 Juni 1981.ia adalah kreator band ini.Pria yang satu ini sangat cinta keluarga
4.Dandy Gitar
Cowok kelahiran 10 desember ini Pernah bergabung dengan band beraliran underground Virus
Personalisasi C.I.N.T.A D’Bagindas
Jakarta, November 2009 --- “BERLIAN!” – celetukan Tile ini ternyata disambar serius oleh Dandy dan Mike. Padahal gara-garanya hanya demo lagu yang dibuat oleh Mike dan sempat didengar Tile. Akhirnya, mengerucutlah jadi album perdana bertajuk ‘C.I.N.T.A’ milik D’BAGINDAS, band baru rilisan Trinity Optima Production.
Di Depan Bengkel Motor Tua
Berlian yang dimaksud Tile, memang tidak mengarah kepada satu kilau, tapi kepada lagu-lagu yang dibuat oleh Mike. “Ketika mendengar materi lagunya, saya langsung bilang ini berlian dan harus diseriusin,” celetuk Tile sembari mengawasi onderdil di bengkel motor tuanya di Bandung.
Dan Tile, gitaris bernama lengkap Dian Purnama ini, langsung mengajak Dandy, juga seorang gitaris, membentuk band baru bersama Mike. Nama terakhir ini sebenarnya adalah pencipta lagu, gape main gitar dan kibord dan sering main di bengkel milik Tile.
Tile dan Dandy sempat punya band beraliran metal, awalnya gamang mendengar lagu ciptaan Mike. Apalagi alirannya pop dengan karakter melayu yang cukup kuat. “Tapi lama-lama kita pikir, kenapa tidak coba yang drastis dan berbeda sekalian,” sahut Dandy, satu-satunya personil D’Bagindas berambut gondrong.
Mereka bertiga, sepakat untuk merekam lagu-lagu yang sudah dibuat. Awalnya, Mike sebagai pencipta lagu sekaligus penyanyi. Sayangnya, dia merasa “mentok” dan menyerah untuk jadi penyanyi.
“Saya teringat seorang penyanyi di Malang, karena sudah lama ngincer dia kalau saya punya project rekaman. Akhirnya saya cari dan ajak gabung di band ini,” jelas Mike bertutur soal awal gabungnya Beny Rianto, akrab dipanggil Bian, sebagai vokalis. “Karakter vokalnya pas banget dengan lagu saya,” imbuh pemilik nama asli Michael Christian ini sumringah.
Bergabungnya Bian memang memberi aksen kekuatan melayu yang kental. Penyuka aksi Ariel Peterpan ini mengaku tidak menemui kesulitan mendendangkan lagu-lagu ciptaan Mike, meski materinya sudah jadi semua. “Style melayu tidak begitu sulit, karena saya pernah menjadi penyanyi dangdut di Malang,” aku cowok kelahiran Malang, 3 Maret 1986 dan sempat bercita-cita menjadi pesepakbola ini.
Mix, Dangdut-Keroncong-Blues-Country
12 lagu dipersiapkan untuk album perdana D’Bagindas. Dan lagu ‘Apa Yang Terjadi’ didapuk sebagai single pertama. Lagu sederhana yang lahir gara-gara Tile pulang dengan muka bete. “Simpel, karena waktu lagi main gitar di depan bengkel, Tile pulang dengan muka masam. Iseng-iseng saya godain dia dengan lagu yang liriknya juga saya buat spontan,” cerita Mike, tentang single pertama ini. Dan jadilah ‘Apa Yang Terjadi.’
Sebagai punggawa aransemen, Dandy menyelipkan ornamen dangdut keroncong pada lagu ini. Warna Indonesia dianggapnya cukup terwakili dengan napas itu. Selain itu, sound gitarnya diarahkan dengan roh blues dan country. “Kita ingin sound gitarnya terdengar lawas. Jadi kita pakai Fender tahun 70-an biar dapat efek jadul yang kita mau,” jelas pemilik nama lengkap Dandy Putra Perdana.
Video klipnya dibesut oleh Abimael Gandy di Rumah Susun Tanah Abang. Tidak ada kesulitan berarti, selain harus “permak” akting dari para personilnya. “Maklumlah kita tidak pernah berakting di depan kamera,” celetuk Bian yang dalam klip didapuk sebagai cowok yang bertepuk sebelah tangan ketika naksir seorang cewek cantik.
“Mas Gandy galak, mau tidak mau kita harus bisa akting,” ingat Bian yang mengaku paling sering diomelin lantaran aktingnya masih kaku.
Single kedua yang juga sudah dipersiapkan adalah ‘Cinta’ masih ciptaan Mike. Lagu dengan tempo lebih lambat ini terdengar sangat sederhana, hanya menggunakan gitar saja. Yang menarik dan bisa jadi clue yang mudah diingat, ada gaya repetisi [pengulangan] dan pengejaan di beberapa bagian liriknya. Seperti, …luka…luka..luka… [bagian repetisinya], dan c..i..n..t..a [bagian mengeja].
“Pernah dicoba dengan full band, tapi ternyata hasilnya malah kurang enak. Ketika hanya unplugged dengan gitar yang saya mainkan, lebih pas dan mudah dinyanyikan,” celetuk Mike, anak Malang fasih berbahasa Sunda ini. Alhasil, ‘Cinta’ adalah satu-satunya lagu yang tidak menggunakan ornamen lain selain gitar saja.
Lagu ‘Cinta’ sendiri merupakan kisah nyata Mike saat jatuh cinta pada seorang cewek. “Orangnya diam saja waktu saya deketin, terima tidak nolak juga tidak. Malah sempat menghilang sebulan lebih. Nah pas ketemu lagi, barulah ada cerita indah yang terjadi,” ucap cowok asli Malang, Jawa Timur ini sembari tersipu.
Biasanya Mike hanya membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit untuk membuat lagu kemudian bertutur tentang beberapa lagu yang dibuat berdasar kisah hidupnya. Seperti lagu ‘Dimana Sumpahmu’. Percaya atau tidak, lagu ini sebenarnya dibuat karena Mike sedang ngeledek cewek incarannya. “Setiap kali janjian, selalu terlambat setengah hari dari jam yang sudah disepakati. Akhirnya saya bikin lagu saja buat dia,” kenang Mike tentang lagu yang terdengar mellow ini.
Tile yang lagi bete, lagi-lagi jadi inspirasi Mike. “Ketika nongkrong di bengkel, tiba-tiba Tile datang dan hari itu sedang turun hujan. Dia langsung request, bikinin lagu soal hari ini karena nggak se-asik hari kemarin,” jelas Mike. Tile memang tak bercerita ada kejadian apa, tapi dari bahasa tubuhnya, Mike bisa menangkap apa yang dimaui Tile. Sekian menit kemudian jadilah ‘Tak Seindah Malam Kemarin’ yang lagu awalnya dianggap kurang sedih.
‘Kangen’ masih jadi cerita cinta Mike. Gara-gara rasa rindu yang tak tertahan, selain telepon, Mike juga menuangkan apa yang ada di kepalanya untuk dijadikan lagu. Lagu dengan cengkok melayu kental ini, punya aransemen yang tidak complicated. Cenderung renyah dikunyah malah. Jadi jangan kaget kalau suatu hari akan banyak Anda dengar dimana-mana.
PENEMUAN NAMA D’BAGINDAS
Februari 2009 bakal dicatat bareng oleh Tile, Mike, Dandy dan Bian. Saat itu band yang mereka bentuk ini, masih menggunakan nama Violin. Sampai seorang kawan mampir ke tempat mereka latihan band dan iseng-iseng mengutak-atik komputer yang menyimpan materi lagu.
“Ketika kita cari file Violin, ternyata sudah tidak ada. Sampai kebingungan terus baru dikasih tahu kalau nama filenya diganti jadi D’Bagindas. Kata teman kita, dengan karakter lagu seperti ini, nama D’Bagindas lebih pas,” cerita Dandy.
Akhirnya nama inilah yang dipajang sebagai ajang pamer jati diri di industri musik Indonesia. “Baginda kan artinya raja, lalu kami analogikan kalau kami inilah anak-anak raja yang ingin eksis di dunia musik Indonesia,” tukas Mike berfilosofi. Boleh juga.
Dan inilah D’BAGINDAS. Mereka berkomitmen menjaga identitas dirinya di dunia musik dengan berkarya agar bisa dinikmati dan menghibur penikmat musik Indonesia. Termasuk Andakah? pastinyaaaaa
Iiiiiihk Qw Brharap Lebihk L0 am Bian....!
BalasHapusEhk TAunya Udahk Pnya Kluarga...!
Tpi Imut & Ganteng Lagiiiii.
Ihkkkkk Lucu_lucu_lucu
Klu Qm komunitas bagindaria...!
Psti Qm Pnya N0.a Bian....!
Mnta D0nk.
personel d'bagindas keren2 dan baik bgt. aku suka mike dan bian, juga dandy yang ramah dan baik hati.
BalasHapusgood luck d'bagindas. i love u full....
aq juga suka gaya lhoo
BalasHapus